Penulis Self Publishing Ibarat Editor di Penerbit Konvensional
Pikiran itu terlintas beberapa waktu lalu ketika saya membaca
sebuah artikel di blog. Kenapa bisa
begitu? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat tugas seorang editor
di penerbit konvensional.
Tugas seorang editor adalah menyaring naskah yang masuk,
mempertimbangkan nilai komersial dari sebuah naskah, memprediksi naskah yang
sedang populer, mencari tema yang disukai pembaca, membuat konsep naskah, hingga
mencari penulis yang sesuai. Sukses tidaknya kerja editor dinilai dari
keberhasilan mereka dalam menjual jumlah eksemplar buku yang mereka terbitkan. Karena itu seorang editor juga harus memiliki
kemampuan lain selain yang disebutkan di atas. Editor juga harus mampu membuat
konsep cover yang sesuai dengan
naskah. Meskipun ada ungkapan “don’t
judge a book by its cover”, tapi
bagaimanapun ketika seorang konsumen ingin membeli buku, cover-lah yang pertama kali mereka lihat. Cover yang eye catching
mampu membuat konsumen mendekat untuk kemudian membaca sinopsisnya sehingga
akan penasaran dengan isi buku. Jika calon pembeli merasa tertarik dengan sinopsis dan cover maka dia akan membeli. Jika isi buku
menarik, dia merasa puas, sehingga dia akan merekomendasikan ke teman-temannya.
Seorang editor juga harus mampu membuat konsep promo atau event yang cocok untuk buku yang
diterbitkannya. Promo yang unik dan menarik akan meningkatkan penjualan buku.
Saya pribadi setuju dengan ungkapan “editor adalah jenderal berbintang lima
bagi setiap buku yang diterbitkannya”, sebab sukses tidaknya sebuah buku
tergantung pada seorang editor.
Lalu bagaimana dengan penulis di self publishing? Menjadi penulis di self publishing, jelas apa-apa harus dilakukan sendiri. Mulai dari
menulis naskah, membuat konsep cover dan
memilih designer cover yang bisa mewujudkan keinginannya, mencari penerbit atau
percetakan, mencari teknik penjualan yang sesuai, juga membuat promo supaya
penjualan buku lebih bagus. Jika penjualan buku di penerbit konvensional sangat
bergantung pada editor maka keberhasilan sebuah buku di self publishing sangat bergantung pada setiap penulis yang
menelurkan tulisannya. Di self publishing,
penulislah yang menjadi jenderal berbintang lima di setiap bukunya
yang diterbitkan. Kesuksesan sebuah buku sangat bergantung pada usaha penulis
untuk mempromosikannya. Semakin rajin dan giat berpromosi, semakin banyak eksemplar
buku yang terjual.
Lalu, sebagai seorang jenderal di self publishing, apakah penulis bisa membawa kesuksesan untuk buku yang
mereka terbitkan? Tentu saja bisa, kenapa tidak? Dengan marketing yang bagus dan kreatif mereka bisa membuat penjualan buku
mereka tak kalah dengan penjualan buku di penerbit konvensional.
Sampai saat ini saya masih kagum dengan kemampuan Ikhsanun
Kamil Pratama dan Foezi Citra Cuaca dalam menjenderali
buku Menikah Itu Mudah. Buku motivasi
dan pengembangan diri ini hampir terjual 1.000 eksemplar dalam waktu 6 bulan. Untuk buku-buku dari penerbit
konvensional, hal ini mungkin biasa, sebab buku mereka tersebar di toko-toko
buku. Namun, untuk self publishing, penjualan buku ini bisa dibilang cukup
fantastis.
Tidak kalah dari pasangan suami istri itu
adalah Kak Christie Damayanti, penulis buku Ketika
Tuhan Mengizinkan Aku Sakit (Sebuah Catatan dan Kesaksian Seorang Stroke
Survivor). Hanya dalam
1 bulan Kak Christie Damayanti mampu menjual bukunya lebih dari 500 eksemplar. Bisa cek info lengkapnya di http://lifestyle.kompasiana.com/
catatan/2012/09/18/dalam-15-hari-terjual-528-buku-jika-tuhan-berkehendak-siapa-yang-dapat-melawan/.
Melihat kedua buku tersebut, saya sangat optimis terhadap perkembangan
self publishing di Indonesia. Ke
depannya akan semakin banyak penulis yang sukses memanfaatkan layanan self publishing. Bahkan orang yang
mempunyai ilmu marketing yang bagus dan
memiliki kemampuan memprediksi naskah bisa berperan sebagai “editor” di self publishing. Mereka mencari naskah,
mencetaknya dalam jumlah tertentu, dan menjualnya. Hal ini bisa terwujud jika self publishing yang mereka pilih mempunyai
fasilitas-fasilitas yang mendukung, seperti design
cover yang bagus, diskon pembelian yang cukup besar, dan branding yang bagus.
Demikian catatan dari saya, semoga bermanfaat. Selamat berkarya,
selamat menjenderali naskah! @fatkah
0 komentar: