Self Publishing: An Interesting Beginning of An Amazing Dreaming
Self publishing berarti menerbitkan sebuah karya (dalam hal ini berarti buku) sendiri. Tanpa penulis harus menunggu kesempatan dari penerbit, harap-harap cemas tentang ‘sensor’-an naskah jika ternyata penerbit deal untuk menerbitkan, dan meng-’iya’-kan semua keputusan penerbit.
Ya, itulah self publishing. Sebuah cara baru yang lebih cerdas dan sangat tepat untuk (khususnya) para penulis pemula, yang tidak perlu harus menjadi penulis terkenal dan mempunyai banyak buku, agar tulisan mereka diterbitkan. Salah satunya, seperti saya.
Sebagai penulis pemula, siapa sih yang gak ingin karyanya terbit? Saya rasa sebagian besar orang yang suka menulis pasti ingin karyanya terbit dalam sebuah buku dan dibaca oleh banyak orang. Saya pun demikian… Huwaa… sebuah bayangan yang sangat menakjubkan!
Dan saya rasa ini adalah sebuah awal dan kesempatan. Tawaran self publishing seperti sebuah jembatan dengan angin segar yang membuat saya bisa menjadi seorang penulis. Benar-benar penulis yang mempunyai buku tulisan sendiri. This is really an amazing dreaming.
Why self publishing?
Hmm… self publishing. Mengapa enggak?
Oke! Saya (sebagai penulis pemula) akhirnya merasa bahwa self publishing, seperti yang saya sebutkan di atas, adalah sebuah awal dan kesempatan. Awal untuk mengenalkan tulisan saya yang (semoga dibaca dan bermanfaat) pada orang lain. Dan juga kesempatan untuk membuktikan bahwa ternyata saya bisa punya karya. Ya, sebuah buku. Buku yang di kovernya terpampang nama saya sebagai penulis.*maruk tapi menyenangkan!
Mungkin membayangkan menerbitkan buku sendiri tampak ribet dan njlimet. Hehe… maklum, namanya juga sebuah permulaan. Tapi toh ternyata kalau dijalani, permulaan yang tampak sulit itu sebenarnya bisa menjadi lebih mudah. Trust me, saat ini saya sedang membuktikannya.
Self publishing. Menerbitkan buku saya sendiri. Ehm... bukan. Tentu saja ini bukan dengan cara mencetak lembar demi lembar naskah saya sendirian. Sekali lagi, SENDIRIAN. Bukan. Tapi self publishing ini adalah mencari partner yang berkompeten untuk menerbitkan karya saya. Ya, itulah, partner penerbit yang membantu saya mewujudkan sebuah buku. Milik saya dan berisi tulisan saya.
Sebagai contoh, partner self publishing yang saya pilih, leutikaPrio. Sebuah self publishing yang membantu penerbitan buku saya dengan nyaman dan menyenangkan. Dengan para tim di balik layar yang selalu siap menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan berbagai penjelasan yang transparan. Dan lagi, jarak yang jauh pun sepertinya tak jadi masalah karena kami melakukan diskusi dan nego dengan cara online. Selain itu, fasilitas yang disajikan pun amat menggiurkan. Dari mulai editing aksara, desain kover, layout content, sampai pendaftaran ISBN. Nah… asyik, kan?
Mau dong jadi penulis dan nerbitin buku dengan partner self publishing?
Apa?? Enggak?? Kurang bebas??
Eitz… tunggu dulu!! Tentu saja finishing dari naskah penulis yang bersangkutan tidak mutlak berada dalam kewenangan tim di balik layar self publishing. Di leutikaPrio, tim menawarkan opsi. Apakah penulis deal dengan desain kover serta layout naskah. Kalau iya, dengan jaminan yang ada dalam kontrak perjanjian, naskah penulis bisa terbit dalam satu bulan. Nah… cukup aman dan guaranteed, kan?
Hehe… tentu saja tidak cuma-cuma. Penulis harus dengan senang hati mengeluarkan beberapa rupiah untuk kelahiran bukunya. Ah, bilangan nominal itu pasti akan terbayar lunas dengan kepuasan yang didapatkan saat menerima buku karya pribadi di genggaman.
Ada lagi. Self publishing menawarkan printed of demand yang berarti bahwa pencetakan buku hanya sesuai permintaan. Pasti hal tersebut mengurangi budget yang dibutuhkan untuk proses percetakan yang berarti membuat penulis lebih hemat. ^_^. Dan selanjutnya, jika ternyata lancar dan banyak permintaan, otomatis eksemplar pencetakan juga akan meningkat.
Cukup segitu?
Enggak!
Self publishing juga akan membantu pendistribusian buku para penulis. Karena self publishing biasanya lebih banyak merupakan online publisher yang sistem pengiklanan dan penjualan juga dilakukan dengan cara online. Wah… sangat menarik bukan, mengingat internet merupakan pasar global yang lebih banyak diminati masyarakat modern? Kebayang gak berapa orang yang, at least, mengetahui bahwa ada tulisan kita dalam sebuah buku? Kebayang pula bagaimana seandainya mereka membaca dan terinspirasi? Kebayang kalo akhirnya ide-ide yang kita lepaskan dan kita ikat dalam sebuah tulisan mengubah dunia menjadi lebih baik?
He… gak usah dibayangin aja!
Itulah kesempatan. Kesempatan yang bisa saja terlewat saat kita lengah dan menoleh. Sebuah cara yang menarik untuk impian menakjubkan yang menari di pikiran kita. Kita menulis. Menyebarkan kebaikan dalam tulisan kita untuk orang lain. Menularkan semangat. Menuai berkah.
So, gak ada salahnya kan mengawalinya dengan self publishing?
Ditulis oleh : Faricha Hasan
0 komentar: